Efektif Belajar Dengan Menggunakan Boneka Tangan

Efektif Belajar Dengan Menggunakan Boneka Tangan

Scott and Ytreberg (1990) menjelaskan, “Their own understanding comes through hands and eyes and ears. The physical world is dominant at all times.”
Salah satu cara agar perhatian anak terpusat pada pembelajaran adalah penggunaan alat atau media pembelajaran yang efektif . Penggunaan hand puppet (boneka tangan) menjadi salah satu cara jitu yang dapat diterapkan dalam pembelajaran.
Media pembelajaran sangat diperlukan karena berfungsi sebagai alat yang menarik perhatian dan menumbuhkan minat anak berperan serta dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran juga berfungsi sebagai alat untuk menghindari verbalisme. Salah satu media pembelajaran dapat menggunakan boneka tangan.
Boneka adalah media yang sangat akrab dengan dunia bermain anak. Menurut Gallahue (Cahaya, S.I : 2007), bermain adalah suatu aktivitas langsung dan spontan di mana seorang anak menggunakan orang lain atau benda-benda di sekitarnya dengan senang, sukarela, dan dengan imajinatif, menggunakan perasaannya, tangannya, atau seluruh anggota tubuhnya.
Melalui boneka tangan diharapkan anak akan lebih tertarik untuk mencoba menggunakan dan senang memainkannya secara langsung dengan jari-jari tangannya. Boneka tangan sangat populer bagi dunia bermain anak. Dengan menggunakan media boneka tangan diharapkan akan meningkatkan minat anak membaca.
Contoh penggunaan boneka tangan  ketika belajar:
Gunakan hand puppet sebagai model dalam memperkenalkan diri. contoh: Hello nama saya Sali dan Salikha. . . yuk kita membaca buku Halo Balita.  ayah dan bunda dapat merubah- rubah suara sesuai tokoh agar lebih menarik lagi.
Hand puppet juga dapat digunakan saat ayah dan bunda berdialog dengan anak baik secara klasikal maupun individual. Berdasarkan pengamatan, anak-anak sangat senang sekali jika diajak berdialog dengan hand puppet. Dijamin mereka akan mengacungkan tangan tinggi-tinggi agar diberi kesempatan untuk dekat dengan si boneka tangan.
Dan akhirnya berilah kesempatan kepada anak untuk memainkan boneka tangan sambil berdialog dengan ayah dan bunda.
Bagaimana ayah dan bunda? dari ulasan diatas,cukup membuka pikiran tentang manfaat boneka tangan (alat peraga) dalam proses pembelajaran? Semoga dapat membuka pikiran dan wawasan.
Sekarang dapat dipahami bersama bawa buku Halo Balita dirancang untuk mengajak anak belajar menyenangkan. Boneka tangan sali, saliha, dan kumi dapat digunakan untuk media penceritaan mengenai isi buku Halo Balita. Yuk mulai saat ini, jadi ayah dan bunda yang super kreatif. biar anak-anak pun jadi kreatif kelak setelah dewasa, seperti ayah dan bunda.
4 Aktivitas Optimalkan Tumbuh Kembang Anak

4 Aktivitas Optimalkan Tumbuh Kembang Anak

Yuk, praktikkan empat aktivitas berikut ini agar tumbuh kembang anak jadi lebih optimal. Dijamin, si kecil jadi makin pintar, Bu!
Setiap orangtua tentu ingin memiliki anak yang mengalami tumbuh kembang optimal. Untuk itu, sejak masih bayi, buah hatimu harus terus distimulasi dengan berbagai aktivitas agar kemampuan motorik kasar dan motorik halusnya semakin meningkat. Inilah 4 aktivitas yang bisa kamu lakukan bersama bayi agar kecerdasan si buah hati terus bertambah.
1. Menyentuhnya
“Sentuhan adalah kebutuhan utama bayi,” kata Dr. Jean Clinton dari McMaster University, Hamilton, Ontario, Kanada. Itu sebabnya, bayi sangat suka bila digendong. Bahkan, mengangkatnya dari atau menaruhnya ke tempat tidur bisa sangat penting baginya, karena bayi akan bisa merasakan batas antara tubuhnya dan tubuh orang lain. Si bayi pun jadi mengerti atau bisa membedakan momen ketika dia sedang sendiri, atau ketika sedang bersama orang lain. Jadi, belailah anakmu sesering mungkin dan saat menggendongnya, dekap dia agar bisa merasakan hangatnya sentuhanmu, Bu!
2. Bermain Bersamanya
Ketika si kecil sudah mulai mengenali orang-orang dan lingkungan sekitarnya, ia akan senang bermain. Salah satu permainan yang paling disukai oleh bayi dan ternyata juga penting bagi perkembangan otaknya adalah permainan ciluk-ba. Lewat permainan itu, bayi akan belajar bahwa barang atau orang itu bisa hilang dan bisa muncul lagi. Kamu juga bisa mengajarkan bahwa ketika dia tidak bisa melihatmu, kamu tetap ada di dekatnya. Ketika anakmu sudah mulai besar, ajak dia bermain mencari barang yang disembunyikan di dekatnya. Buah hatimu pun akan belajar untuk berpikir sambil berusaha menemukan barangnya.
3. Membaca Untuknya
Jangan tunggu hingga anak berusia pra-sekolah baru mengajaknya membaca buku sama-sama. Kamu sudah bisa membacakan cerita untuknya sejak bayi, atau bahkan sejak kamu masih hamil. Apalagi, sekarang ini sudah ada berbagai buku dengan desain dan cerita menarik untuk para bayi kecil. Jadi, mereka bisa menajamkan indera-inderanya sambil “membaca” buku bersama kamu. Dari melihat gambar yang menarik, menekan tombol-tombol yang ada di buku, dan mendengar bunyi-bunyian yang dihasilkan. Riset membuktikan, para bayi baru lahir ternyata bisa mengenali buku yang dibaca oleh ibunya saat masih berada dalam kandungan. Luar biasa, bukan?
4. Berbicara Dengannya
Bayi kecil mungkin belum bisa menjawab ketika kamu mengajaknya bicara. Dia juga belum tentu memahami apa yang kamu katakan. Tapi mengajaknya bicara sejak masih bayi bisa membantunya mengembangkan kosa katanya nanti. Bayi yang sering diajak “ngobrol” oleh ibunya biasanya akan mulai belajar bicara (“gu-gu”, “da-da”) lebih cepat. Bahasa pertamanya ini adalah ekspresi bayi akan kebutuhannya untuk mulai berkomunikasi dengan orangtuanya. Karenanya, cobalah untuk lebih cerewet saat bersama bayi. Ajak dia bicara saat kamu mengganti popoknya, saat akan makan, atau saat bermain bersamanya. Ini bisa membuat anakmu lebih pintar bicara dan punya kosakata yang lebih banyak saat dia besar nanti.
Gaya Belajar Anak

Gaya Belajar Anak

Ibu mungkin pernah memperhatikan si Kecil sangat aktif berekspresi melalui tari saat mendengar musik atau ia dapat berhitung lebih cepat dibanding anak-anak sebayanya? Pernahkah Ibu menyadari si Kecil dapat menceritakan kembali cerita yang ia dengar walau hanya baru sekali Ibu ceritakan? Tiap anak memiliki kelebihan dan gaya belajar yang berbeda. Sudahkah Ibu mengenali gaya belajar si Kecil? Dengan mengenali gaya belajarnya akan memudahkan si Kecil belajar lebih optimal.
Apa saja gaya belajar si Kecil?
1. Tipe verbal 
Si Kecil lebih sensitif terhadap suara, ritme, kata-kata dan menikmati ‘strory telling’ serta menulis. Si Kecil cinta pada buku, puisi, humor dan gemar mengerjakan puzzle dan memecahkan teka-teki.
Saran untuk Ibu:
- bacakan si Kecil cerita, dengarkan dengan perhatian pertanyaannya atau saat si Kecil menceritakan pengalamannya. Berikan buku-buku bacaan dan kertas untuk si Kecil belatih menulis. Ajaklah ia ke perpustakaan dan toko buku untuk memilih buku bacaan dan berikan mainan jenis scrabble.
2. Tipe logikal 
Beberapa permainan menyelesaikan masalah dan bermain dengan pola serta percobaan akan menarik perhatian si Kecil. Ia memiliki kemampuan logik yang baik dan banyak bertanya mengenai hal-hal yang logis.
Saran untuk Ibu:
- biarkan si Kecil berksperimen, ajak si Kecil mengikuti langkah-langkah membuat kue, membuat warna baru dengan mencampur warna dasar, ajaklah mengatur meja, memilih baju atau mengatur meja. Permainan yang cocok untuk anak dengan gaya belajar ini adalah kartu yang dimainkan dengan cara menyamakan warna atau angka pada kartu, dan permainan catur.
3. Tipe visual 
Gaya belajar si Kecil lebih menyukai yang bernuansa ‘seni’, seperti membuat pola dan memerlukan stimulasi visual.
Saran untuk Ibu:
- biarkan si Kecil berkreasi dengan berbagai kerajinan tangan dan seni rupa. Berikan si Kecil kesempatan untuk menata kamarnya. Sediakankah peralatan menggambar dan spidol berbagai warna serta permainan berupa kartu dan gambar.
4. Tipe pemusik 
Si Kecil menyukai permainan musik, dan bernyanyi., senang mendengarkan suara orang dan alam sekitarnya serta mudah mempelajari sesuatu yang berirama atau berkaitan dengan musik.
Saran untuk Ibu
- Biarkan si Kecil bernyanyi mengikuti irama musik dan libatkan kegiatan bernyanyi bersama
5. Tipe fisikal
Anak- anak ini sangat aktif dan mengekspresikan dirinya melalui gerak: menari, dan bermain dalam gerak fisik, lebih mudah mempelajari hal-hal dengan menyentuh dan merasakan tekstur.
Saran untuk Ibu
- libatkan si Kecil dalam gerak dan tari atau aktivitas fisik lainnya, jalan, jogging dan bersepeda.
6. Tipe ekstrovert 
Sosialiasi si Kecil sangat baik, ia dapat ‘membaca’ situasi dan pemimpin yang baik, mudah bekerja sama.
Saran untuk Ibu:
- Dukunglah anak untuk berpartisipasi dalam aktivitas kelompok, berdiskusi dan memecahkan masalah.
7. Tipe introvert 
Si Kecil menyukai kerja mandiri, dan cenderung menyukai kerja sendirian.
Saran untuk Ibu:
- Berikan si Kecil waktu untuk belajar dan bermain sendirian. Dukunglah si Kecil untuk membuat sesuatu yang dapat dinikmati keluarga dan dukunglah ia untuk membuat jurnal harian mengenai kegiatannya.
Setiap anak adalah unik, dan berbeda. Bila Ibu dapat memahami keunikan dan gaya belajar tiap anak, serta mendukung dan mengarahkan sesuai karakternya, tentu si Kecil dapat mengeksplorasi dan belajar lebih banyak lagi.
Meningkatkan Kecerdasan Anak dengan Membaca

Meningkatkan Kecerdasan Anak dengan Membaca

Anak cerdas adalah sesuatu yang sangat didambakan oleh orang tua. Untuk itu ajarkanlah mereka membaca sedini mungkin. Karena membaca memberi rangsang yang optimal bagi anak-anak usia sekolah. Sayangnya, masih banyak di antara kita -para orangtua- yang menganggap membaca sebagai hal sepele. Mereka menyerahkan sepenuhnya kepada sekolah untuk mengajari anak membaca. Orangtua sudah merasa puas ketika melihat anaknya sudah bisa membaca. Padahal, ketika anak sudah pandai membaca, langkah selanjutnya adalah menumbuhkan minat baca anak agar mencintai kegiatan membaca. Hanya dengan sudah bisa membaca belum cukup untuk membuat anak cerdas, Jika anak suka membaca buku dengan sendirinya anak senang belajar, karena buku merangsang anak untuk mempelajari sesuatu yang baru. Rasa ingin tahu anak berkembang, anak selalu ingin tahu lebih banyak hal lagi.

Budaya membaca di negara kita ini masih sangat rendah. Bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga kita masih kalah jauh. Salah satu yang menjadi penyebabnya adalah pemahaman yang kurang tentang pentingnya membaca. Pemahaman tentang pentingnya membiasakan anak membaca sejak dini perlu diketahui oleh para orang tua.

Mengapa membaca itu penting? Membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi dari otak manusia dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Paul C. Burns, Betty D. Roe & Elinor P. Ross ( dalam Teaching Reading in Today’s Elementary School ) mengatakan bahwa membaca merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak hanya proses membaca itu yang penting tetapi setiap aspek yang ada selama proses membaca juga bekerja dengan sangat kompleks. Ada delapan aspek yang bekerja saat kita membaca, yaitu aspek sensori, persepsi, sekuensial (tata urutan kerja), pengalaman, berpikir, belajar, asosiasi, dan afeksi. Kedelapan aspek ini bekerja secara bersamaan saat kita membaca. Sesungguhnya otak anak mempunyai kapasitas yang sangat luas. Otak kita memiliki sekitar seratus miliar sel otak. Angka yang sangat fantastis! Ini sama dengan dua puluh kali lipat seluruh penduduk dunia. Kemampuan otak yang sangat tinggi ini menjadi tidak berfungsi kalau kita tidak mengembangkannya. Kita mengembangkan otak kalau kita menggunakannya. Sel-sel otak akan saling berhubungan satu sama lain (membentuk koneksi) kalau otak kita gunakan untuk berpikir. Ketika anak membaca berarti anak sedang menggunakan otaknya untuk berpikir yang membuat sel-sel di otak saling terkoneksi. Semakin sering anak membaca buku maka semakin banyak sel otak yang terkoneksi. Sel-sel otak yang terkoneksi inilah yang membuat anak menjadi cerdas.

Mengapa kita harus menumbuhkan minat baca sejak dini? Anak-anak memiliki kemampuan belajar yang sangat tinggi. Mereka mudah sekali mempelajari sesuatu yang baru. Ketika anak-anak kita masih berusia balita (bawah tiga tahun), mereka dengan mudahnya meniru perilaku-perilaku yang mereka lihat di lingkungan tempat mereka tinggal. Hal ini terjadi karena perkembangan otak paling pesat terjadi pada rentang usia 0-6 tahun. Ketika seorang anak telahir di dunia ini, pertumbuhan otaknya sudah 25%, ketika mereka berusia 18 bulan sudah mencapai 50% dan di saat mereka berusia 6 tahun pertumbuhan otak anak mencapai 90% dan mencapai ukuran maksimal ketika berusia 18 tahun (100%). Pertumbuhan otak ini seiring juga dengan perkembangan intelektual anak. 50% kemampuan intelektual anak berkembang saat lahir sampai umur 4 tahun, menurun menjadi 30% dalam rentang usia 4 sampai 8 tahun, dan ketika mereka berusia 8 sampai 18 tahun semakin menurun menjadi 20%. Betapa sayangnya jika usia-usia emas (golden age) seorang anak berlalu begitu saja tanpa mendapatkan sesuatu yang berarti. Padahal membentuk kebiasaan di usia ini jauh lebih mudah dibanding usia sesudahnya.

Banyak manfaat yang diperoleh anak jika mereka senang membaca buku sejak usia mereka masih sangat muda. Manfaat yang bisa diperoleh bagi seorang anak yang senang membaca antara lain :

1. Membaca Melatih Konsentrasi Anak

Membaca akan meningkatkan kinerja otak secara optimal. Ia mengembangkan selective attention (perhatian selektif), sehingga otak hanya memproses informasi yang secara sengaja dicerna. Ini merupakan unsur terpenting konsentrasi. Seseorang hanya mampu menikmati bacaan dan menyerap informasi dengan baik hanya apabila otak dalam keadaan efektif mengelola informasi atau secara umum disebut berkonsentrasi. Jika anak bisa menikmati bacaan dengan penuh semangat, ini menandakan kemampuan berkonsentrasi anak berkembang dengan baik.

2. Membaca Membuka Cakrawala Pengetahuan Menjadi Luas

Membaca tentu saja merupakan gerbang utama pengetahuan. Dengan membaca, pengetahuan anak akan lebih kaya. Pada gilirannya, bertambahnya pengetahuan anak apabila mendapat respon positif dari lingkungan, khususnya orangtua, akan meningkatkan minat belajar. Anak menemukan keasyikan dengan membaca sebagai salah satu proses belajar, sementara pengetahuan yang diserap melalui membaca meningkatkan rasa ingin tahu dan dorongan untuk menemukan yang lebih besar, sehingga memacu anak belajar lebih keras dalam bentuk eksperimen, mengamati maupun bentuk-bentuk belajar lainnya. Pengetahuan yang dimiliki anak juga sangat bermanfaat meningkatkan respon anak terhadap pengetahuan baru yang berhubungan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki anak sebelumnya. Selain itu, penguasaan anak yang sangat baik terhadap berbagai disiplin pengetahuan juga memberi manfaat meningkatkan dorongan belajar terhadap cabang pengetahuan yang sama sekali berbeda, karena kekayaan pengetahuan itu sendiri memberi perasaan berharga pada diri anak.

3. Membaca Mengasah Kecakapan Berbahasa Anak

Selain erat kaitannya dengan kemampuan berkomunikasi, kecakapan berbahasa sangat mempengaruhi keterampilan berpikir logis dan sekuensial. Bahan bacaan yang diserap anak, tentu saja sangat menentukan apakah anak akan terlatih berpikir logis atau tidak. Karena itu, orangtua perlu memperhatikan buku yang menjadi sumber bacaan anak. 

Membaca merupakan pondasi awal untuk meningkatkan kecerdasan anak. Bukan hanya tugas seorang guru yang berkewajiban mengajarkan membaca kepada anak. Peran orang tualah justru yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca sang anak. Selain guru di sekolah tugas orang tualah di rumah untuk mengajarkan membaca kepada sang anak. Jadi jika kita menginginkan seorang anak yang cerdas, jangan tunda-tunda lagi untuk mengajarkan membaca kepada anak sedini mungkin.




Belajar Membaca Bisa Karena Biasa

Belajar Membaca Bisa Karena Biasa

Zaman dulu, anak 5 tahun bisa membaca adalah sesuatu yang langka. Orang tua juga jadi kecipratan bangga. Tapi saat ini, di mana dunia aksara sudah makin mewabah, akses terhadap bahan bacaan kian mudah, anak 3 tahun bisa membaca juga bukan lagi perkara langka. Persoalannya, bagaimana membuat anak-anak bisa membaca?
Berdasarkan pengalaman saya, cara mengajar anak membaca sebenarnya tidak membutuhkan hal-hal yang baku, rumit, dan sangat terstruktur. Saya memang mengajar anak pertama dengan metode yang lumayan butuh pengorbanan, yaitu metode Glen Doman. Tiap malam sibuk bikin kartu baca. Tapi lucunya, untuk mengajari anak kedua, saya hanya pakai buku tulis biasa plus pensil/balpoin. Belajarnya hanya 5 menit sebelum tidur atau pas waktu senggang. Saya pun baru memulainya pada usia 4,5 tahun.
Satu hal yang tidak berbeda antara kedua anak saya adalah, mereka sama-sama sangat suka membaca. Luqman, anak kedua, meskipun ia belum lancar baca tapi bisa bertahan lebih dari 30 menit untuk dibacakan buku. Bukan kami yang memintanya, melainkan dia sendiri yang memohon. Kadang-kadang bukan hanya orang tuanya atau kakaknya yang membacakan buku, siapa saja yang datang ke rumah, neneknya ataupun tantenya bisa saja di ‘todong’ untuk membacakan dia buku. Kesimpulannya, anak-anak sangat akrab dengan buku.
Semalam, saat saya mencicil buku To Kill a Mockingbird, saya menemukan kisah yang menarik. Diceritakan bahwa salah seorang tokoh bernama Scout, saat ia memasuki kelas satu SD telah lancar membaca koran, padahal teman-temannya yang lain baru akan diajari alfabet dan mengeja. Kemampuannya itu membuat gurunya sedikit kesal. Sang guru menyuruh Scout berkata pada ayahnya agar tidak mengajarinya lagi di rumah.
Scout bingung. Ia pun berkata pada gurunya bahwa ayahnya tak pernah mengajarinya. Ayahnya terlalu sibuk. Jika pun ayahnya ada di rumah, ia malah sibuk membaca, sehingga tak sempat untuk mengajarinya membaca.
Mendengar penjelasan muridnya itu, sang guru tidak percaya dan bersikukuh agar Scout menyampaikan pesan pada ayahnya agar berhenti mengajarinya di rumah. Sang guru yakin bahwa tidaklah mungkin seorang anak bisa membaca tanpa diajari siapapun.
Rupanya, memang bukanlah belajar secara sengaja yang membuat Scout bisa membaca, melainkan karena ia selalu berada di dekat dan bahkan di pangkuan ayahnya saat sang ayah (yang seorang pengacara) membaca keras-keras koran, draft undang-undang, ataupun kitab hukum.
Karena saking seringnya hal itu dilakukan. Scout kecil akhirnya bisa memecahkan rahasia kode-kode gabungan huruf tanpa ia sadari. Ia bisa membaca sebagaimana ia bisa mengancingkan baju. Semua tanpa proses yang terstruktur. Semua mengalir sebagai sebuah kebiasaan yang terus menerus.
Nah, dari semua fakta tersebut, saya menyimpulkan bahwa, sesungguhnya BISA MEMBACA tak selalu merupakan hasil dari belajar secara terstruktur. Bisa saja hal itu adalah output dari gemar membaca.
Kalau kita tidak menetapkan target kemampuan anak berdasarkan waktu atau usia mereka, maka cara ini adalah yang paling mudah, yaitu: Membacakan buku pada anak-anak setiap hari sampai mereka memiliki ketergantungan luar biasa pada buku. Lama kelamaan hal itu akan membuat mereka tergerak sendiri untuk belajar, entah dengan meminta bantuan kita ataupun belajar dengan sendirinya. Apakah Anda percaya?
Betapa banyak anak yang digegas untuk bisa baca hanya karena syarat untuk masuk sekolah, tapi akhirnya tak suka membaca. Menurut saya, bisa membaca hanyalah alat, sedangkan SUKA MEMBACA adalah target utama. Supaya keduanya tercapai, maka mengakrabkan anak-anak dengan buku sedari kecil, itulah cara yang tepat. Tak perlu buku mahal, buku murah atau buku bekas pun bisa, asalkan isinya bermutu.

Agar Bayi Suka Membaca

Agar Bayi Suka Membaca

Berikut 8 langkah penting dan mudah dilakukan untuk memupuk kecintaan si kecil sejak dini terhadap buku:


1. Gunakan Waktu dan Kesempatan Yang Terbaik
Dalam tahap pengenalan bersama bayi Anda dapat memilih waktu dan kesempatan terbaik. Pilihlah waktu yang paling nyaman bagi Anda dan si kecil. Yaitu, ketika Anda sedang bersemangat dan segar, dan si kecil dalam keadaan tidak mengantuk, kenyang dan antusias.

2. Posisi Membaca
Posisi tepat membaca buku bersama bayi adalah dengan memangkunya dan membuka halaman demi halaman bersama. Para ahli masa kini melihat, posisi membuat bayi sadar akan makna di balik kata satu persatu dan sadar bahwa setiap rangkaian bunyi bahasa yang Anda bacakan mengacu pada vokal dan konsonan mengacu pada yang tertera di buku.

3. Gambar Menarik
Salah satu karakteristik Bayi adalah mudah bosan. Bayi selalu mencari apa yang dianggap menyenangkan dengan cara melihat sesuatu yang mencolok. Warna dan gambar yang terang merupakan hal yang menarik bagi mereka. Oleh karena itu, gunakan buku dengan warna yang ceria dan terang agar si bayi suka dengan buku.

4. Biarkan Dia Mengenal Buku
Perlihatkan buku bayi dengan gambar dan warna-warni menarik biarkan ia memegang sendiri. Mulailah dari sampulnya. Lalu tunjukkan gambar-gambar serta tulisan. Bahaslah warna dan bentuk yang ada pada sampul. Setelah itu masuk ke bagian dalam, tunjukkan gambar-gambar dan bacakanlah dengan artikulasi yang jelas serta nada baca yang gembira dan bersemangat.

5. Cara Membaca
Membaca keras, jelas dan perlahan memberi kesempatan bagi bayi melatih indera pendengaran, kemampuan mengingat serta ketrampilannya memproduksi bunyi bahasa sendiri. Membacakan keras dan berbicara dengan perlahan dan jelas dikenal sebagai bahasa parenthese. Teknik berbicara yang lebih perlahan, jelas serta titian nada (pitch) yang tinggi, menurut para ahli, lebih mudah ditangkap dan diikuti oleh bayi.

6. Membaca Buku Menjadi Menyenangkan
Apabila Anda ingin si kecil mengenang dan mengingat pengalaman membaca sebagai sesuatu yang menyenangkan, lakukanlah secara fun.Bicarakan dan bersenang-senanglah saat membaca bersama. Dari buku nyanyikan beberapa lagu yang temanya mungkin sama, atau lakukan permainan ci-luk-ba atau lainnya.

7. Lihat Perkembangan Si Kecil
Kemudian, lihatlah apa yang dilakukan si kecil. Dari pengalamannya bergaul dengan buku, biarkan kemudian berimprovisasi dan bermain. Ini memberinya kesempatan untuk belajar memahami dan menerapkan pengetahuan yang ia peroleh dari buku dalam kesehariannya, terutama di kemudian hari. Misalnya, bermain, bercerita, menceritakan kembali dan lainnya

8. Rutinitas
Jadikan kegiatan bersama buku sebagai sesuatu yang rutin. Berbagilah buku bersama si kecil setiap hari. Cukup beberapa menit saja, membaca buku bersama si kecil akan memberi manfaat untuk seumur hidupnya. Paling tidak, ia akan cinta pustaka, kecerdasan kognitifnya pun terasah. Bukan hanya itu, penelitian bahkan membuktikan, anak-anak yang sejak dini melek pustaka juga cerdas secara sosial dan emosional
Rumah Buku dan Belajar

Rumah Buku dan Belajar

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

     Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah S.W.T.dan nabi besar Muhammad S.A.W. karena dalam kesempatan kali ini saya masih diberi kesempatan untuk memulai bisnis Online Shopping. Di artikel utama yang akan saya tampilkan pertama ini, saya akan mengulas beberapa hal mengenai mengapa saya berniat untuk memulai bisnis ini.
Pada blog ini, saya menjual produk dari Mizan . Ada beberapa sub kategori produk yang dijual oleh Mizan ini.



Apa yang Penulis tawarkan pada Anda?
Pada blog ini, saya hanya menawarkan dan mengiklankan satu produk saja, yaitu Mizan Dian Semesta. Saya menawarkan produk Mizan Dian Semesta ini pada semua kalangan. Semua bisa membeli produk ini, dan semua mampu menggunakan produk ini. Insyaallah, saya yakin bahwa produk ini bisa membantu anda.

Produk apa itu?
Saya menawarkan produk yang ringkas dan mudah dicapai oleh seluruh masyarakat khususnya di Indonesia. Produk yang saya tawarkan adalah berupa produk yang mampu membantu perkembangan anak anda yang masih belia dan berusia dini. Untuk lebih lengkapnya, anda bisa buka disini.

Apa Keuntungan Anda bila membeli produk ini?
Keuntungan atau profit nyata dari pembelian dari produk ini ialah anda dapat terbantu mengembangkan potensi anak anda dengan produk saya, juga diusung dengan program yang saya lakukan sekarang yaitu dengan program 3L. Anda bisa membaca beberapa testimonial dari sini.

Apa itu 3L?
Saya bersama Mizan Dian Semesta bersama-sama mengusung "3L"(Life Long Learning) Muslim Family Program.” Program ini yang akan membantu keluarga muslim untuk menerapkan pendidikan berkesinambungan Life Long Learning di rumah, yang melibatkan semua anggota keluarga. Program ini dirancang dengan berorientasi pada pengembangan semua potensi yaitu IQ, EQ dan SQ.



Apa saja manfaat yang saya peroleh jika anak saya menggunakan produk Penulis?
1. Dapat mengoptimalkan masa keemasaan anak untuk stimulasi semua potensi yang akan bermanfaat untuk masa depannya
2. Menjadikan rumah sebagai tempat belajar dan mencari ilmu yang sangat mengasyikkan karena tumbuh keterlibatan semua anggota keluarga
3. Menumbuhkan semangat membaca sejak dini


Apa dan berapa sih kategori progamnya?
Ada 3, yaitu:
1. Umum, madrasatul Aulidiah, diwakili oleh produk HB
2. Back to Al-Qur’an dan hadist, diwakili produk ILMA dan NBI
3. Explore the knowledge, diwakili oleh EBM dan CIS

Cukup Terimakasih...

Terimakasih telah membaca, semoga menjadi ilmu yang barokah dan bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata dari saya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. -Rumah Buku dan Belajar- - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template | Distributed By: BloggerBulk
Proudly powered by Blogger